Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa kuku jempol kaki dapat dipakai buat mengetahui apakah seseorang mengidap
kanker paru-paru. Hasil riset yang diterbitkan di American Journal of Epidemiology itu menyebutkan kuku perokok aktif maupun pasif mengandung nikotin yang dapat diukur.
Hasil pengukuran itulah yang dilihat buat nentuin risiko
kanker paru. Enggak main-main, peneliti bikin riset ini selama 12 tahun. Caranya, 850 pria diminta menyimpan potongan kuku jempolnya untuk diukur.
Hasilnya, pemilik kuku jempol yang mengandung banyak nikotin lebih berisiko menderita
kanker paru. Yang gawat, dalam riset itu, 10 persen pria yang kuku jempolnya punya banyak nikotin ternyata tidak pernah merokok alias perokok pasif!
Penderita
kanker juga bisa memperoleh bantuan dari perusahaan atau yayasan swasta selain dari pemerintah. Contohya dari Tahir Foundation for Children yang pernah memberi bantuan obat
kanker gratis kepada pengidap
kanker berusia di bawah 12 tahun.
Sejumlah pihak swasta lain juga punya program seperti ini, misalnya Novartis Indonesia, Yayasan Dharmais, dan PT Roche. Novartis Indonesia khusus membantu penderita
kanker darah alias leukimia kronis serta
kanker saluran pencernaan.
Dokter dari Kementerian Kesehatan menyatakan ada 4 mitos kanker :
Menurut dokter yang juga bergelar profesor itu, 4 mitos tersebut menyesatkan. Faktanya,
kanker dapat diketahui sedari dini dan memiliki gejala/tanda. Dan, jika kita tahu lebih awal bahwa kita menderita
kanker, pengobatan berpotensi besar berujung kesembuhan!
Orang yang kena
kanker bukanlah orang terkutuk dan pantas dijahui. Penderita
kanker mutlak mendapatkan hak pelayanan dan hak untuk sembuh.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS menjamin deteksi dini
kanker leher rahim (serviks) dan payudara. Buat para Kartini Indonesia, ayo, daftar ke BPJS dan gunakan fasilitas ini.
BPJS Kesehatan menjamin pemeriksaan IVA, papsmear, dan cyrotherapy. Pemeriksaan ini dilakukan satu kali dalam kurun lima tahun.
Lebih baik kita berjaga-jaga dengan melakukan pemeriksaan ini. Soalnya, biaya pengobatan
kanker, khususnya serviks dan payudara, bisa membuat rekening tabungan kita terkuras. Apalagi jika kita tidak punya asuransi kesehatan.
Kamu suka ngerokok? Hati-hati, nikotin di dalam rokok kretek/filter adalah karsinogen alias zat pemicu
kanker. Tapi ternyata rokok elektrik yang lebih modern dan dianggap lebih aman enggak lebih baik dibanding rokok jadul.
Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat California, Amerika Serikat, Ron Chapman, bersama koleganya menemukan bahwa rokok elektrik mengandung 10 jenis karsinogen!
Para pengguna rokok elektrik menganggap bahwa uap mereka tidak menggangu, tidak seperti asap rokok biasanya. Namun, uap rokok elektrik justru disebut mengandung formadelhida.
Formadelhida adalah zat pemicu
kanker mematikan. Riset itu mengungkap bahwa hanya dalam 10 kali hisapan rokok elektrik, si penghisap memiliki risiko terhadap formadelhida 2,5 kali lebih banyak – daripada orang yang menghabiskan satu pak rokok filter/kretek. Mengerikan ya?
Anggapan umum yang selama ini beredar bahwa
kanker payudara hanya menyerang kaum wanita adalah salah besar. Pada 2013, America Cancer Society mengatakan sekitar 2.240 pria dari seluruh dunia didiagnosis menderita
kanker payudara dan 410 di antaranya meninggal karena penyakit itu.
Tingkat penderita
kanker payudara dari kaum Adam di Indonesia memang kecil, tapi bukan berarti penyakit itu bisa dipandang sebelah mata. Gejala
kanker payudara pada pria antara lain:
Sebagian besar kasus
kanker payudara pada pria terjadi dalam rentang usia 60-70 tahun. Tapi tidak tertutup kemungkinan bahwa
kanker itu menyerang pria berusia lebih muda.
Prof Dr Djoko Purwanto Apt MS, pengajar di Universita Airlangga, Surabaya, melakukan penelitan terhadap manfaat teh hijau lokal untuk mengobati
kanker. Obyek uji cobanya bukan main: istrinya sendiri!
Istrinya yang sebelumnya menderita
kanker paru kronis berhasil sembuh setelah meminum teh hijau ramuan sang suami dengan dosis yang tepat. Teh mengandung komponen aktif bernama Epigallocatechin gallate yang bisa menyembuhkan kanker. Di antara banyak jenis teh, teh hijau lah yang paling banyak mengandung komponen itu.
Profesor Djoko berupaya berbagi keberhasilan dengan penderita
kanker lain. Dia dan rekan-rekannya di Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga berencana memproduksi ekstrak teh hijau lokal dengan memperbanyak kandungan Epigallocatechin gallate.
Di dunia ini ada 15 jenis
kanker yang paling umum menyerang manusia. Di Indonesia, kanker yang paling banyak ditemui adalah
kanker payudara dan kanker serviks. Kedua jenis
kanker ini umumnya menyerang wanita.
Sedangkan kaum pria Indonesia seringnya terkena
kanker paru dan kanker usus. Tapi jumlah penderitanya lebih sedikit daripada wanita penderita
kanker. Sementara itu, anak-anak Nusantara rentan terkena leukimia.
Yayasan Kanker Indonesia mengaku tak bisa hidup tanpa donasi. Setiap hari, yayasan yang menolong banyak pengidap
kanker itu berharap donasi dari siapa pun yang peduli.
Situasi yang sama dihadapi oleh yayasan serupa, juga individu-individu yang terkena
kanker dan hidup susah. Kini, cara pengiriman donasi lebih beragam seiring dengan majunya kehidupan manusia.
Yayasan Kanker Indonesia, misalnya, membuka pengiriman donasi lewat kartu kredit. Tim teledonasi YKI tersedia untuk membantu pengguna kartu kredit yang hendak meringankan sesama yang terkena
kanker dan tidak mampu mengobatinya. Coba saja kunjungi situsnya yang disebut di atas untuk mencari tahu program teledonasinya.
Kanker adalah salah satu penyakit yang "misterius" hingga saat ini. Soalnya, jenisnya ada banyak tetapi penyebab utamanya belum diketahui. Yang bisa kita lakukan hanya memdeteksi sejak dini lewat pemeriksaan medis dan menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit tersebut.
Semoga informasi ini di sebarluaskan dan dapat bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment